Wednesday, March 04, 2009

Cuplikan Forum Ngabarian



Bagi temen-temen yang belum gabung, tinggal klik link berikut, Ngabarian Forum

Selamat Beraktivitas....!


baca selengkapnya..

Monday, March 02, 2009

~The Power Of Giving~

"Perumpamaan orang yang meninginfakkan hartanya dijalan Allah seperti sebutir biji yang menumbuhkan tujuh tangkai, pada setiap tangkai ada seratus biji. Allah melipat gandakan bagi siapa yang Dia kehendaki, dan Allah maha luas, dan maha mengetahui"(al-baqaroh). Dalam firman yang lainnya "dan perumpamaan orang menginfakkan hartanya untuk mencari ridho Allah dan untuk memperteguh jiwa mereka, seperti sebuah kebun yang terletak didataran tinggi yang disiram oleh hujan lebat, maka kebun itu menghasilkan buah-buahhan dua kali lipat. jika hujan lebat tidak menyiraminya, maka embun (pun memadai). Allah Maha melihat apa yang kamu kerjakan" (al-baqaroh).

Shubhaanallahi wal hamdulillahi walaa ilaaha illallahuwallahu Akbar..maha suci Allah segala puji baginya dan sungguh tidak ada tuhan selain Allah yang maha besar. Begitu besar ni'mat Allah yang diberikan pada kita tanpa kita sadari dalam diri kita ini, sehingga pekerjaan apapun yang kita kerjakan seharian dapat terlaksana dengan baik. kalau kita mau sadari sebenarnya apa yang ada dalam diri ini sangat mahal harganya seperti organ tubuh sebagai contoh kecilnya, bahkan mungkin tidak dapat dibayar dengan apapun hatta yang berupa materi sebanyak apapun. Mengapa tidak?? coba bayangkan apakah anda mau dibayar dengan harga 100 juta atau bahkan satu milyar dengan syarat rela melepaskan 2 biji mata yang kilau warnanya nan indah yang anda miliki? atau anda mendapat ta'min (baca: jaminan) biaya hidup selama tujuh turunan dengan syarat kedua ginjal anda yang sempurna itu diambil sebagai penggantinya? tentu penulis yakin kita semua pun tidak ingin seperti itu.

Maka marilah kita banyak bersyukur dengan apa yang kita miliki pada saat ini, karena belum tentu apa yang kita miliki saat ini dapat dimiliki oleh orang lain. Biarkan orang lain bahagia dengan apa yang ia miliki karena Allah telah menetapkan nasib setiap hambanya. Tapi apakah dengan duduk diam menerima ketetapanNYA itu baik menurut syara'? terus bagaimana dengan saudara kita yang ditakdirkan oleh NYA menjadi faqir apakah kita biarkan begitu saja dengan alasan "itulah takdirnya!!!" sedangkan kita saat ini cukup bahagia dengan harta titipanNYA?

Berinfak..ya hanya dengan cara infaklah kita dapat membantu mereka yang sangat membutuhkan bantuan dari kita guna membiayai hidup mereka. Begitu banyak saudara-saudara kita yang masih manggantungkan biaya hidup dengan memungut sampah-sampah dipinggiran jalan, mengamen dengan mengandalkan sepotong kayu yang diselipkan tutupan-tutupan botol, bahkan tidak heran lagi yang sering melakukan kegiatan tersebut anak-anak kecil yang seharusnya sedang sibuk membuka buku pelajaran disekolah. Dimana letak rasa moral kita ketika itu semua dihadapkan pada diri kita?

Ada sebuah kisah menarik tentang seorang anak miskin yang belum membayar tagihan iuran bulanan sekolah selama 6 bulan lamanya, pada hari ketika ia dipanggil oleh kepala sekolah guna menanyakan hal tentang sebab tunggaan iuran tersebut, dengan penuh ibah sang anak berkata "bukan saya ingin semuanya ini terjadi pada diri saya, tapi takdirlah yang menentukan ini semuanya pa'! orang tua saya tidak mampu membayar bulanan". Tersentak hati si guru tersebut maka disuruh pulanglah anak yang dihadapannya. Sepulang dari sekolah si anak tadi mengadu peristiwa tersebut kepada ibunya "maka si ibu pun dengan sentak mengatakan "mari nak besok kita akan membayar tagihan iuranmu". Legahlah hati anak itu dengan seribu pertanyaan yang ada dipikirannya "dari mana uang yang didapati ibu saya???"


keesokan harinya maka si ibu dan anaknya pun pergi kesekolah dengan membawa buku iuran bulanan yang telah kusam warnanya namun kosong tanpa ada tanda kelunasan satu bulan pun. Belum sempat sampai dikantor administrasi sekolah, mereka berdua dihadang oleh seorang ibu yang tua renta dengan membawa anaknya yang juga kebetulan sekolah di tempat itu. Dengan tidak basa-basi si ibu yang renta itu pun berkata kepada ibu si anak tersebut "bu'! anak saya belum membayar iuran sekolahnya selama satu tahun lamanya sehingga sering kali diperingati oleh sekolah untuk tidak lebih dari satu tahun, apakah boleh saya pinjam uang ibu walaupun hanya bisa untuk membayar satu atau dua bulan saja?" maka si ibu itupun menjawab "nasib kita juga sama bu' tapi bedanya anak saya hanya belum membayar sampai enam bulan saja, tapi dengan penuh ikhlas si ibu itupun memberikan uangnya sebesar Rp.50,000 yang direncanakan untuk membayar tagihan iuran anaknya dengan .


merujuk kembali dengan ayat diatas. Selang berapa hari setelah kejadian tersebut maka si anak tersebut dipanggil oleh gurunya guna untuk mewakili sekolah mengikuti final cerdas cermat tingkat kabupaten sebagai jubir. sebenarnya sudah ada perwakilannya tapi karena salah satu jubir tersebut sakit dan tidak bisa mengikuti final cerdas cermat,maka si anak itupun yang menggantikannya. tiba waktunya perlombaan, akhirnya pun mereka menang dalam final cerdas cermat, dan ia pun mendapatkan hadiah berupa beasiswa selama pendidikan sekolahnya selesai.


Subhanallah tidak disangka dengan hanya menginfakkan beberapa uang yang kita miliki kepada yang lebih membutuhkan, maka ganjarannya pun berlipat ganda dari yang ia berikan sebelumnya "sesungguhnya Allah tidak akan mengingkari janjinya" (al-ayat). Siapa yang menyangka anak tersebutlah yang dipilih oleh sekolah untuk menggantikan temannya yang sakit, padahal ia tidak terlalu pintar dimata para gurunya dan temamn-temannya. siapakah yang mengatur ini semua? penulis yakin dan kita pun sepakat tentulah Allah SWT yang mengatur ini semua. maka ini lah yang dinamakan "THE POWER OF GIVING".

Dari sepotong cerita tersebut dapat kita ambil intisarinya bahwa orang yang bersedekah akan mendapatkan limpahan rezeki dan berkah sesuai dengan apa yang ia kerjakan dan bahkan berlipat ganda. Dan bukan itu saja, bersedekah selain bertujuan untuk ibadah sosial, ia pun dapat menjadi penghalang seseorang dari bahaya. logikanya jika seseorang dikenal sebagai dermawan maka ia pun dipandang masyarakat lebih "baik" dari pada yang lainnya, sehingga semakin banyak orang lain menyukainya maka ia pun jauh dari bahaya. Begitu juga sebaliknya.

"Alkaysu man daana nafsa wa 'amila ma ba'dal maut". Terakhir kapan lagi kita mengerjakan ini semua, kalau kita sering menunda-nunda waktu untuk bersedekah. Maka marilah saudara-saudaraku mulai sekarang kita bersiap menabung untuk bekal kita diakhirat nantinya. kita tidak tau kapan akan dipanggil oleh NYA, maka dari sekaranglah kita siapkan itu semuanya. Bersedekahlah walaupun sereceh yang ada dikantong anda, karena Rp.100 / LE.1,- adalah sejuta harapan bagi mereka.

Mu'tashim Elmandiri

baca selengkapnya..

HUKUM BAGI YANG MENINGGALKAN SHALAT

Shalat merupakan suatu kewajiban bagi setiap muslim yang baligh, berakal, suci tidak dalam keadaan haidh ataupun nifas dan ia merupakan ibadah khusus yang tidak dapat diwakilkan. Jadi tidak dibenarkan bagai seseorang untuk mewakili yang lain dalam menunaikan shalat, sebagaimana puasa tidak dapat diwakilkan ibadahnya.

Dan menurut Ijma‘ ulama, bagi siapa yang mengingkari wajibnya shalat maka dia dihukumi kafir murtad karena sudah ada ketetapan hukum yang qath‘i -dari Al-Quran, As-Sunnah dan Ijma‘ Ulama- mengenai kewajibannya.

Adapun yang meninggalkan shalat karena malas dan menganggap remeh hukum wajibnya –sebagaimana kebanyakan manusia- maka para ahli fikih berbeda pendapat mengenai hal tersebut, yaitu:

Pertama: Sebagian mereka ada yang menghukuminya dengan Kafir. Dalilnya sabda Rasulullah Saw “diantara seseorang muslim dan kafir itu meninggalkan shalat “ [1] dan “ perjanjian diantara kita dan mereka (kafir) adalah shalat, barang siapa yang meninggalkannya maka dia telah kafir” [2]

Hadits tersebut memberikan sinyal bahwa meninggalkan shalat merupakan kewajiban bagi orang kafir.

Kedua: Sebagian yang lain menghukuminya Fasik, dan bertaubat selama tiga hari seperti orang yang murtad, jikalau dia tidak bertaubat maka harus dibunuh sesuai hukum had bukan kafir [3]. Kemudian setelah dia meninggal jasadnya dimandikan, dishalatkan dan dikubur bersama orang-orang muslim. Dalilnya firman Allah Swt “Sesungguhnya Allah tidak akan mengampuni dosa syirik, dan Dia mengampuni segala dosa yang selain dari (syirik) itu, bagi siapa yang dikehendaki-Nya” [4] dan Hadits Rasulullah Saw “Allah telah mewajibkan shalat lima waktu bagi hamba-hambanya, bagi siapa yang mentaatinya dan tidak mengabaikan kewajibannya juga tidak menganggapnya remeh maka baginya ada perjanjian disisi Allah untuk masuk ke Surga, sedangkan bagi mereka yang tidak mentaatinya maka tidak ada perjanjian tersebut, jika Allah mau diadzab-Nya dan jika Dia mau diampuni-Nya” [5].

Hadits tersebut menjelaskan bahwa tidak ada hukum kafir bagi yang meninggalkan shalat, juga mereka tidak kekal di neraka, dengan adanya kalimat “jika Allah mau diadzab-Nya dan jika Dia mau diampuni-Nya”

Adapun dalil yang menunjukka bahwa mereka harus dibunuh ialah firman Allah Swt “Jika mereka bertaubat dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, maka berilah kebebasan kepada mereka untuk berjalan”
dan hadits Rasulullah Saw “Aku diperintahkan untuk memerangi manusia hingga mereka bersaksi bahwa tiada Tuhan melainkan Allah dan Muhammad adalah utusan Allah dan mendirikan shalat dan menunaikan zakat, jikalau mereka mengerjakan hal-hal tersebut maka terjagalah dariku darah-darah mereka dan harta-harta mereka…” [6]

Hadits tersebut menunjukkan halalnya darah dan harta jikalau tidak bertaubat.

Ketiga: Ada juga yang berpandangan bahwa meninggalkan shalat karena malas hukumnya fasik dan dipenjarakan kemudian dipukul sampai mengalir darahnya hingga dia mendirikan shalat dan bertaubat jika tidak dia dihukum di dalam penjara sampai mati. Juga hukuman tersebut bukan berarti dibununuh, kecuali dia mengingkari dan menganggap remeh hukum wajibnya shalat.

Alasan mereka sama dengan pendapat yang kedua mengenai tidak kafirnya seseorang jika meninggalkan shalat, adapun dalil mereka mengenai tidak dibunuhnya yaitu “Tidak dihalalkan darah orang muslim yang bersaksi tiada Tuhan melainkan Allah dan aku utusan Allah kecuali dalam tiga perkara : Seorang janda yang berzina, nyawa dengan nyawa[7] dan orang yang meninggalkan agama dan jamaahnya”[8] .

Pendapat Pilihan
Kami menguatkan pendapat yang ketiga yaitu tidak dihukumi kafir dan bunuh bagi mereka yang meninggalkan shalat karena malas melainkan dipenjarakan dan dipukul sampai mengalir darahnya hingga dia mendirikan shalat dan bertaubat jika tidak dia akan dihukum dalam penjara hingga kematian menjemputnya. Wallahu a‘lam bi’s s-Shawwâb
                                                                                                                                                                YonZ

1. Nailull l-Authâr Li’s s-Syaukânî Juz 1 hal. 320 Bab: Hujjah min kufri târiki’s s-Shalâh
2. Ibid, hal . 322 Bab: Shihhatu man kafara târiki’s s-Shalâah
3. Jadi tidak dia dihukum bukan karena kekafirannya akan tetapi dia dihukum dengan hukuman sebagaimana hukum had yang lain seperti pelaku maksiat, zina, mencuri dlsb.
4. Q.S. An-Nisa [4] 48
5. Op.cit. hal 323
6. Ibid. Bab: Qatlu târiki’s s-Shalâh
7. Hukum Qishas yaitu nyawa dengan nyawa
8. Sunan At-Tirmizi Juz. 3 Hal 44 Bab: Mâ Jâ’a Lâ Yahillu dama’m m-ri’in muslim illa bi ihda’s ts-tsalâts

baca selengkapnya..

Sunday, June 17, 2007

Hanya KepadaNya kita kembali...


Manusia tercipta di dunia, bukan hanya untuk kesenangan belaka, bukan cuma untuk kenikmatan hampa, tapi untuk senantiasa menghamba pada Sang Pencipta Yang Penuh Cinta. Bohong!!! Kalau anda mengaku sebagai orang yang paling mencinta. Sombong!!! Kalau tiada upaya tuk menggapai cintaNya. Harimau mati meninggalkan belang, Gajah mati meninggalkan gading, tapi apa yang bisa di tinggalkan manusia ketika dia berpulang? hartakah? keturunankah? masalahkah? atau sebut saja apalah terserah! Tapi ingat! harimau, gajah, dan berbagai makhluq di alam semesta, tercipta untuk selalu bertasbih kepadaNya, tidak pernah sedetikpun menyeleweng dari jalan yang telah di tentukan. Sehingga mereka kembali ke pangkuan Pencipta tanpa ada dosa, tanpa ada murka dariNya.
Lain halnya manusia yang telah di anugerahi berbagai kelebihan olehNya. Dan yang paling menonjol, tentu saja akal. Dengan akal, manusia di tuntut untuk selalu berpikir mengenai apa yang akan dia perbuat, bertindak sesuai dengan apa yang telah dia pikir, berangan atas segala yang dia tindak. Baik itu berangan untuk mendapatkan "imbalan" atas kebaikan, atau "balasan" atas segala perbuatan hina. Akal mampu memilih, akal mampu memilah. Tapi akal tidak bisa menunda ajal yang tak ada sedikit keraguanpun tentang kedatangannya. Meski manusia memakai "rayuan" terdahsyat yang lahir dari otak paling jenius sekalipun, tak akan bisa "merayu" ajal untuk tidak menjemput atau sekedar menunda beberapa jeda.
Dan daripada itu, Ikhwati wa Akhowati fillah!! Mari kita senantiasa meng"hisab" diri sebelum di"hisab" nanti, dan terhisap "gravitasi" neraka. Jauhnya perjalanan bisa di taksir, luasnya padang pasir bisa di ukur. Tapi datangnya ajal, hanya Allah yang tahu.
Tulisan ini ditulis pasca meninggalnya saudari kita alm. Budiarti salah satu dari alumni 39 yang berasal dari Kebumen Jawa Tengah. Semoga arwah beliau di terima di sisiNya dan senantiasa mendapatkan cahaya dan tempat luas dalam kuburnya. Amien.

baca selengkapnya..

Tuesday, September 26, 2006

Pilihan Anda

Melalui catatan kecil ini, izinkanlah saya memaparkan sebuah kisah untuk memberikan pilihan kepada anda, betapa indahnya hidup dengan menerima taqdir Allah Swt. dibandingkan dengan selalu berkeluh kesah terhadap segala keburukan yang menimpa diri. Pada tahun 1918 masehi R.V.C Bodley seorang penulis cemerlang dari Amerika Serikat pernah tinggal di kawasan Afrika Barat Laut, hidup berbaur dengan suku Nomanden yang biasa mengerjakan shalat, shaum dan berdzikir kepada Allah Swt. sebagaimana kaum muslimin lainnya. Dia menceritakan salah satu pengalaman yang dirasakannya saat tinggal bersama mereka. Pada suatu hari badai gurun bertiup sangat kencang menerbangkan pasir sahara yang menyebrangi Laut Tengah dan menjatuhkannya ke lembah Rhone di Perancis. Badai gurun ini dibarengi dengan udara panas yang sangat menyengat, sehingga kurasakan rambut kepalaku seakan-akan dicabuti sampai keakar-akarnya karena pengaruh panasnya badai, dan aku merasa tegang sekali sehingga diriku hampir gila dibuatnya. Akan tetapi, suku pribumi yang ada bersamaku tidak mengeluh sama sekali. Mereka hanya mengangkat bahunya seraya berkata: “Ketentuan taqdir menghendaki demikian�. Mereka pun bekerja dengan giat usai badai tersebut. Pemimpin kabilah berkata: “Kita tidak kehilangan banyak, padahal sepantasnya jika kita kehilangan segalanya. Akan tetapi, puji dan syukur kita panjatkan kepada Allah Swt., karena kita masih memikiki empat puluh persen dari ternak kita dan kita bisa memulai pekerjaan kita di babak yang baru�.

“Peristiwa lainnya kualami pada hari berikutnya, ketika kami sedang mengarungi padang sahara dengan mengendarai mobil. Di tengah jalan, tibai-tiba salah satu ban mobil meletus, sedang sopir lupa membawa ban serep. Kontan aku marah dan gelisah serta susah, lalu aku bertanya kepada salah seorang teman dari kalangan pribumi yang bersamaku: "Apakah yang harus kita lakukan?" Ia mengingatkanku bahwa sikap marah-marah dalam keadaan seperti ini tidak ada gunanya sama sekali. Bahkan ia akan mendorong pelakunya melakukan hal-hal yang bodoh dan sikap membabi buta. Karenanya, tiada pilihan bagi kami, kecuali menjalankan mobil dengan tiga roda. Akan tetapi, tidak lama kemudian mobil berhenti dan aku tahu bahwa bensinnya telah habis. Dalam keadaan seperti ini tiada seorang pun dari teman-teman pribumiku yang emosi. Mereka tetap tenang dengan pristiwa ini, bahkan mereka melanjutkan perjalanannya dengan berjalan kaki seraya mendendangkan lagu yang membangkitkan semangat.

Tujuh tahun kujalani hidup bersama kaum Nomaden di gurun sahara membuat diriku merasa sadar bahwa kaum militan, orang-orang sakit jiwa, dan para pemabuk yang banyak didapati di benua Amerika dan benua Eropa, tiada lain merupakan korban dari peradaban yang segala sesuatu serba cepat sebagai landasannya.
Selama aku tinggal di gurun sahara sama sekali tidak pernah merasa cemas, bahkan yang ada disana seakan-akan diriku berada di Surga Allah. Aku menemukan ketenangan, kepuasan, dan keridloan, sekalipun banyak orang yang memperolok-olok aliran Jabariyah yang diimani oleh orang-orang Arab pedalaman, dan mereka diejek karena percaya dengan adanya qadha dan qodar.

Akan tetapi, siapa tahu barangkali orang-orang pedalaman itulah yang berhasil mencapai inti hakikat. Bila kubawa ingatanku jauh kebelakang mengingat kembali kehidupan masa lalu, terlihat jelaslah bahwa kehidupanku terdiri dari beberapa episode yang berjauhan sesuai dengan berbagai pristiwa yang terjadi didalamnya, tanpa ada pilihan untuk mempertimbangkan atau menolaknya. Orang-orang Arab menyebut jenis pristiwa ini dengan sebutan taqdir, nasib, atau ketentuan dari Allah; dan Anda boleh menyebutnya dengan istilah apapun yang lebih mengena.
Singkatnya, selang tujuh belas tahun kemudian, sesudah kutinggalkan dunia padang sahara, aku masih tetap memegang prinsip yang telah kuserap dari orang-orang Arab pedalaman itu sehubungan dengan taqdir Allah Swt.. Aku hadapi semua peristiwa yang tiada daya bagiku untuk menghindar darinya dengan perasaan yang penuh dengan keteduhan, kepatuhan, dan ketenangan. Sesungguhnya aku sangat beruntung karena berhasil menyerap pelajaran dari orang-orang Arab pedalaman ini, sehingga membuat emosiku jauh lebih tenang dan lebih teduh ketimbang pengaruh yang diberikan oleh berbagai obat penenang dan jejamuannya."

“Akhirnya, penulis simpulkan betapa indahnya hidup menerima taqdir Allah yang telah menetapkan segala sesuatu sesuai dengan ukuran-Nya. Betapa besar kerugian yang diterima suku pribumi seandainya mereka tidak berkata "ketentuan taqdir berkehendak demikian" atau mereka berkeluh kesah dengan badai yang telah menimpa mereka, Mobil yang meletus banya di tengah perjalanan ketika mengarungi padang sahara dengan sopir yang lupa mempersiapkan ban serep. Bisa anda bayangkan kegilaan dan kebodohan yang akan terjadi terhadap mereka. Disinilah konsep tawakkal dalam Islam perlu kita laksanakan. Penyerahan segala urusan kepada Rab semesta alam yang telah mengatur dengan sangat teliti segala sesuatu.

Sesungguhnya aku teringat kepada-Mu kala bencana yang hitam kelabu datang menimpa diri, sehingga masa terasa penuh dengan noda debu yang pekat.
Maka aku berseru dipenghujung malam dengan menjerit menyebut asma-Mu.
Tiba-tiba muncullah wajah fajar yang tersenyum membawa kecerahan.



baca selengkapnya..

Wednesday, April 12, 2006

HAKPW


Menyongsong Silaturrahmi Alumni 2006 DALAM perspektif sejarah, keberadaan alumni tidak dapat dipisahkan dari institusi yang pernah mendidik, sekaligus melahirkannya. Di mana pun dan kapan pun keberadaannya selalu melekat kepada “ibu kandungnya.” Ketika menyebut Dr. K.H. Hidayat Nur Wahid misalnya, asosiasi kita langsung tertuju kepada profil pesantren Wali Songo Ngabar dan Darurus-salam Gontor. Begitu juga dengan Dr. Shahrir yang identik dengan kemegahan dan kejeniusan Oxford University. Begitu seterusnya, sehingga adigum ini berlaku secara universal dan diterima secara mutlak oleh banyak kalangan. Karena itu... ada kesan kuat di beberapa universitas lokal maupun internasional untuk menghargai para alumninya yang dinilai berhasil di dunia nyata (field work). Nama-nama mereka diukir dalam plakat, dan ditempelkan di tempat-tempat penting yang mudah dilihat orang. Bahkan ada yang dipatri dalam koridor (footpath) utama, perpustakaan dan kantor-kantor penting di mana setiap orang hampir pasti melihatnya. Gambar Seikh M. Abduh atau Sir. Jamaluddin al-Afghani dapat dengan mudah ditemui di pintu-pintu utama fakultas, seakan menambah wibawa, megah dan kesyahduan kampus. Begitu juga foto John Nash, peraih nobel di bidang ekonomi, yang digantung di beberapa ruangan tempat ia mengajar dulu. Apa rahasia di balik itu semua? Kenapa universitas sebesar al-Azhar Kairo, Cambridge dan University of New England, NSW, Australia rela berinisiatif menempel dan memasang gambar mereka di koridor dan ruang utama. Tentu itu bukan sebuah kebetulan, atau iseng belaka. Mereka jelas punya maksud dan tujuan, sekaligus filosofi yang mendalam. Mereka sangat mengerti betapa keberadaan dan kelangsungan institusi pendidikan itu tidak akan survive tanpa dukungan alumninya. Para santri dan mahasiswa merasa berada di tempat yang memiliki tradisi yang ilmu pengetahuan yang kuat. Mereka pun merasa termotivasi karena dari lembaga mereka telah lahir tokoh-tokoh penting yang berpengaruh di tengah masyarakat. Mereka bangga karena sang senior telah memberi contoh yang baik, meletakkan dasar yang kuat dan menebar hawa harum “image” yang tidak akan lekang oleh zaman. Gambaran di atas hanyalah sekelumit cerita sukses universitas ternama dalam menghargai jasa dan peran alumninya. Dr. Renald Kesali tentu punya alasan tersendiri sehingga ia harus balik ke almamaternya untuk menyelesaikan buku marketing “the Change” yang kesohor itu. Sangat banyak cerita tentang kesuksesan alumni dan almamater karena mereka saling terikat secara emosional dan lahir. Ia selalu hadir melekat ketika dibu-tuhkan atau tidak. Ia bahkan siap memberikan dedikasi terbiknya apapun resikonya. Fakta ini tentu menjadi pelajaran baik bagi kita semua untuk membina, menaungi dan bekerjasama dengan alumni. Deskripsi ini pulalah yang musti kita petik sebagai ibroh kemajuan PP. Wali Songo ke depan. Tidak terbantahkan bahwa alumni mempunyai posisi strategis dalam pe-ngembangan pendidikan di PP. Wali Songo Ngabar. Bahkan cara mudah untuk menilai apakah lembaga ini berkualitas atau tidak, salah satunya dengan menggunakan variable alumni sebagai tolak ukurnya. Dengan mudah dapat dilihat apakah alumni yang dihasilkan mampu menjawab realitas atau sebaliknya. Kini hampir 6000 alumni telah dihasilkan PP. Wali Songo Ngabar dalam kurun waktu hampir 45 tahun. Patut disyukuri, di antara mereka telah banyak yang berhasil dan berprofesi dalam bidang politik, pendidikan dan sosial kemasyarakatan. Mereka juga tersebar di seluruh pelosok negeri dengan beragam spesialisasi dan bidang garapan. Kesemuanya menun- jukkan keberagaman visi, pengabdian sekaligus bentuk persembahan Ngabar kepada masyarakat luas, khususnya di bidang pendi-dikan dan da’wah. Potensi alumni yang begitu besar secara kuantitas maupun kualitas tentu membutuhkan perhatian dan evaluasi. Khususnya bagaimana memberdayakan potensi dan kontribusi mereka kepada Ma’had tercinta. Akan sangat mubadzir bila potensi luar biasa itu dibiarkan berserak tanpa penanganan. Kewajiban pemberdayaan alumni tidak saja an sich milik pondok tapi segenap alumni dan siapapun yang peduli terhadapnya. Ini tidak saja menyangkut ke-pentingan orang per orang tapi kepentingan umat lebih luas. Maka sekali lagi, pemahaman terhadap kiprah alumni harus dilakukan dengan komprehensif, rasional dan tidak emosional. Blaming victim dan menimpakan kesalahan pada seseorang tidaklah menyelesaikan masalah, tapi justru menambah masalah baru. Sebisanya bagaimana menyelesaikan masalah tanpa masalah. SEPUTAR KIPRAH ORGANISASI ALUMNI Harus diakui dengan penuh kebesaran hati (legowo), bahwa HAKPW (Himpunan Alumni dan Keluarga Pondok Pesantren WaliSongo) sebagai organisasi yang menaungi alumni belumdapat berjalan secara efektif dan berfungsi maksimal. Banyak kekurangan dan hal-hal yang memerlukan perhatian bersama. Karena itulah, adalah alamiah bila berdiri organisasi alumni lain di luar HAKPW. Meski, keberadaan mereka meski secara struktural formal terpisah dari PP. Wali Songo Ngabar, namun memiliki kedekatan emosional yang luar biasa. Dibuktikan dengan banyaknya kegiatan dan pemikiran positif yang berkembang untuk terus membantu Ngabar semaksi-mal yang mereka bisa. JKN (Jaringan Komu-nitas Ngabarians) misalnya, baru saja menerbitkan buku terbaru tentang pemberdayaan potensi pesantren dan langkah-langkah yang harus ditempuh menghadapi era persaingan global. Buku yang berjudul, “Agenda Pembaruan Pesantren” itu secara konstruktif dan ilmiah menganalisa potensi apa saja yang bisa dilakukan pesantren –termasuk Ngabar-- dalam mensiasati perubahan paradigma pendidikan. Visualisasi pesantren untuk menjadi sebuah lembaga berbasis ekonomi (entrepreneurship) misalnya, menjadi tawaran menarik bagi Ngabar ke depan. Dalam buku ini dikupas agar pesantren tidak hanya berfungsi sebagai pendidikan moral sentris tapi juga tatbieq amalie di lapangan. Sehingga tidak mustahil di masa mendatang pesantren menjadi sentra-sentra ekonomi masyarakat yang berdaya guna. Isu lain tentang pesan-tren virtual misalnya, juga dibahas secara menarik dalam buku ini. Pesantren harus mulai memikirkan pendidikan melalui instru-men multi media, di mana pendidikan bisa diakses tanpa mensyaratkan kehadiran orang dan sebagainya. Ide-ide konstruktif semisal ini tentu akan berguna bagi pengem-bangan PP. Wali Songo ke depan. Tidak ketinggalan IK-APWS (Ikatan Keluarga Alumni Pondok Pesantren Wali Songo) dalam usianya yang menginjak lima tahun juga terus eksis memberikan kontribusinya ke Pondok. Mungkin dalam tataran praktis, ide dan gagasan yang disampaikan belum dapat terrealisasikan. Namun, itu tidak berarti harus berhenti untuk beride dan berkreasi. Bisa saja apa yang diasum-sikan tidak “mungkin” saat ini menjadi kenyataan di kemudian hari. Beberapa waktu lalu, pada tanggal, 17 September 2005, IKAPWS Wilayah Jawa Timur baru saja mengadakan musyawarah pleno untuk membahas agenda kerja dan isu-isu aktual. Selain dihadiri pengurus, pertemuan itu juga disambut antusias oleh alumni Ngabar di Malang, Surabaya dan kota-kota besar lainnya di Jatim. Salah satu isu yang mengemuka saat itu adalah adanya keinginan untuk menggelar silaturahmi alumni nasional untuk menyatukan kembali persepsi tentang relasi alumni dan pondok. Sehingga akan ada sinergi baru yang lebih kuat. Acara itu juga dime-riahkan dengan Seminar Nasional dengan tema, “Kebijakan Publik Terhadap Supermasi Hukum dan Amandemen UUD ‘45” menghadirkan nara sumber antara lain: Kombes Pol. Sutarman (Kapolwiltabes Surabaya), Hotman Siaha’an, S.H. (Praktisi Hukum UNAIR) dan Prof. Dr. Syaikul Hadi Purnomo, S.H., M.A. (Dosen Pascasarjana IAIN Sunan Ampel Surabaya). Acara itu ditutup dengan pembacaan komunike dan rekomendasi tentang perlunya kerjasama yang intens dari seluruh potensi alumni yang tersebar. Di Kairo dan Malaysia, alumni PP. Wali Songo juga melakukan hal yang sama. Di tengah kesibukan mereka belajar, mereka tetap berusaha menjalin komunikasi yang inten dengan Pondok. Mulai tahun ini, pemberangkatan alumni Ngabar ke Kairo (al-Azhar) ditangani langsung oleh para alumni yang telah bermukim di Mesir. Berbeda dari tahun sebelumnya, berangkat melalui agen perjalanan lain yang tentu secara finansial jauh lebih besar. Dengan adanya ini, kekawatiran akan tidak terurusnya mereka setibanya di Mesir tidak lagi terjadi. Secara kuantitas, alumni Wali Songo yang melan-jutkan belajarnya di Kairo terus meningkat. Tahun ini saja hampir 20 orang dipastikan berangkat ke Mesir. Semoga ini menjadi harapan “oase” harapan baru di tengah sulitnya birokrasi. Alumni Ngabar di UIN juga baru saja mengadakan “Comperative Study” ke Universitas Islam Antar Bangsa Malaysia, dan Universitas Kebangsaan Malaysia (UKM) tentang perbankkan dan ekonomi Islam. Selain mengadakan dialog, mereka juga menjalin kerjasama di bidang kemahasiswaan. Terbaru dari alumni Ngabar di Ciputat Jakarta, yang akan mendirikan pusat data dan rumah singgah alumni di sekitar kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Tujuannya, untuk memberikan fasilitas tempat tinggal dan mendata kembali alumni Ngabar se-DKI Jakarta Raya. Dengan ini, diharapkan akan terjalin silaturrahmi yang erat antar alumni. Selama ini meski bertempat tinggal di daerah yang sama, kadang tidak saling mengenal. SILATURAHMI ALUMNI 2006 Adalah menjadi impian dari semua fihak tentunya untuk menggelar silaturahmi alumni 2006 dengan agenda yang lebih konkret. Perte-muan ini digagas untuk satu agaenda tentang apa yang alumni bisa berikan untuk pondok tercinta. Tidak melulu finansial, tapi bisa berupa ide-ide konstruktif sambil memperbarui nuansa relasi alumni dan pondok. Banyak alumni yang merin-dukan kembali pondoknya. Mereka merasa kangen dan ingin hadir di pondok sambil mengenang ketika masa-masa ‘susah’ itu berlalu. Begitu banyak kenangan indah maupun susah terlu-kiskan di diding “ibu pertiwi” pondok tercinta. Semua itu menjadi motivasi tersendiri untuk kembali mendorong kemajuan pondok di masa mendatang. Kita lupakan sejenak, perbedaan di tingkat apapun. Kita satukan langkah dan visi, untuk tujuan yang lebih utama. Perbedaan adalah rahmat terselubung (blessing disguise). Kita pelihara pebedaan yang konduksif dan berdaya guna. Tidak ada yang lebih merugi dari semua friksi selain kita sendiri. Impian untuk menggelar acara tersebut akan semakin realistis bila didukung sepenuhnya oleh seluruh praktisi di Pondok. Rasanya indah, berkumpul bersama, mengenang kejayaan dan romantisme masa lalu. Selain itu tentu akan lebih bermanfaat, bila dimuati dengan dengar pendapat, saran konstruktif bagi kita semua. Semoga dengan niat tulus ini, per-temuan yang diadakan tepat pada hari jadi pondok menjadi kenyataan dan titik tolak kebangkitan pondok ini,semoga. (ppwalisongo.or.id)

baca selengkapnya..

Banyak Pasangan Suami Isteri Alami Gangguan Kesuburan


Tingkat kesuburan seseorang ternyata memegang peranan yang sangat penting peranannya bagi pria dan wanita yang akan atau sudah berumahtangga. Hal ini dimaksudkan agar pasangan suami isteri dapat menjaga keharmonisan rumah tangganya dan mereka juga bisa meneruskan generasi mereka, yaitu menghasilkan seorang anak. Lebih dari 80% pasangan suami isteri yang mengalami gangguan kesuburan dan ini banyak sekali terjadi pada negara yang sedang berkembang. 7-15 % diantaranya masih tergolong ke dalam usia 15 sampai dengan 40 tahun dengan rating tertinggi dialami oleh para wanita sebesar 40% sampai dengan 60%. Presentase ini berdasarkan penelitian seorang tokoh yaitu Dr. Yuslam Edi Fidianto, pada bagian kebidanan dan penyakit kandungan rumah sakit Pondok Indah, Jakarta yang dipresentasikan pada sebuah seminar Awam yang mengambil topik pembahasan Gangguan Reproduksi dan Penanganan Terkini pada Pasutri (pasangan suami istri) Sabtu lalu.''Infertilitas diartikan sebagai gagalnya pasangan usia reproduksi (subur) untuk mendapatkan kehamilan setelah 12 bulan atau lebih usia pernikahannya, dengan frekuensi hubungan suami istri 2-3 kali seminggu tanpa menggunakan kontrasepsi,'' tutur Dr. Yuslam. “Semakin pendek masa reproduksi, stress, terjadi penggunaan alat kontrasepsi tidak terkendali dan meningkatnya infeksi kandungan, juga mempengaruhi tingkat kesuburan wanita,” tambah Dr. Yuslam. Beberapa wanita cenderung mementingkan pekerjaan mereka setelah mereka mampu menyelesaikan pendidikan tinggi yang mereka tempuh daripada memikirkan bagaimana mereka akan mulai membina suatu rumah tangga yang mereka impikan merupakan salah satu faktor yang juga mempengaruhi tingkat kesuburan. Dr. Yuslam juga menjelaskan masalah ini, masih ada beberapa faktor lainnya yang juga bisa mempengaruhi tingkat kesuburan wanita, antara lain yang pertama, umur. ''Perempuan sampai usia 34 tahun memiliki rasio kemungkinan hamil 90%, usia 40 tahun 67%, dan di atas 45 tahun hanya 15% saja,'' beliau berkata. Semakin tua umur seorang wanita maka tingkat kesuburannya akan semakin berkurang, penyebabnya adalah kualitas fisik yang mulai menurun, perubahan pada kualitas sel-sel telur dan resiko keguguran yang sangat tinggi. Yang kedua adalah, obesitas. Kelebihan berat badan dan aktivitas olah raga yang terlalu berlebihan menjadi faktor yang kedua. Kemudian gaya Hidup. Bagi mereka yang memiliki pola hidup yang kurang baik, khususnya yang berkaitan dengan rokok maka akan mengalami gangguan kesuburan. Banyak wanita yang mulai merokok pada usia 18 tahun, mereka juga mulai mengkonsumsi kopi yang mengandung kafein, teh cokelat dan minuman ringan, serta penggunaan 'vaginal douching' (pencuci vagina) juga mengganggu tingkat kesuburan. Yang terakhir adalah pengaruh lingkungan

baca selengkapnya..

Thursday, March 30, 2006

Menggapai Impian


Setiap orang pernah, bahkan mungkin bisa jadi sering kali mengalami saat-saat sulit dalam hidupnya . Kesulitan ini dapat membuat orang frustasi, sters dan menjengkelkan. Karena itu sangatlah mudah untuk menjadi gelisah cemas, putus asa, kecewa tegang,tertekan dan marah. Dengan demikian, kita menjalani sisa hidup dengan beban masalah dan tekanan, seolah-olah sudah tak ada jalan keluar untuk menyelesaikan permasalahan.

Tapi, sesungguhnya bila kita pahamibahwa selalu ada harapan dalam setiap situasi yang bagaimanapun peliknya, maka insya Allah akan ada cahaya solusi untuk segera mungkin menyelesaikan setiap masalah yang dihadapi.

Setiap orang pasti akan menghadapi rintangan dalam hidupnya, kadang-kadang yang berupa kerikil-kerikil ringan,ada pula yang berupa batu sandungan yang hanya membuat kita terhuyung beberapa saat. Ada pula yang seperti badai hitam yang mengerikan, sehingga orang yang paling beranipun menjadi gentar dibuatnya.

Cara kita maupun sikap kita mengatasi semua rintangan ini menentukan jalan hidup kita. Entah kita akan menghadapinya dengan ketakutan dan amarah atau dengan sikap ceria dan tak mudah menyerah, itu semua tergantung pada pilihan kita. Hidup memang tak selalu indah, kadang gembira, kadang merana. Hidup memang tak selalu cerah, kadang kecewa lalu tertawa. Karena hidup di dunia ini bukan surga dan bukan neraka.

Hidup ini haruslah berjalan di atas rel yang seimbang. Sesekali tegaklah masa lalu, namun jangan hidup di dalamnya. Bertahanlah di saat badai hitam menghampiri, karena di balik badai hitam yang mengerikan selalu ada cahaya mentari yang akan bersinar membarikan kekuatan bagi yang meyakininya.

Tak ada sesuatu pun yang membuat kita menyerah, kecuali diri kita yang mengizinkannya.
Ketika orangtuamu ragu akan cita-citamu, yakinlah pada hatimu.
Di saat orang-orang di sekelilingmu mulai meninggalkanmu, tetaplah bersama dirimu.
Tetaplah untuk percaya pada dirimu sendiri bahwa kau mampu melakukan hal yang kau percayai.

Jangan pernah ragu atas dirimu sendiri, engkau punypunya begitu banyak hal untuk diberikan.
Jangan pernah meragukan dirimu. Bergembiralah karena kau begitu berarti, ingatlah selalu bahwa kau istimewa. Jadilah yang terbaik dari dirimu sendiri dan bukan tiruan orang lain. Temukan kelebihan-kelebihanmu sendiri dan gunakan itu untuk orang lain. Tegarlah bila dalam perjalanan menuju impian yang kau inginkan, akan ada orang yang mencoba untuk mencuri impianmu dengan tertawaan dan kritikan. Lalui hari-harimu dengan senyuman, kepercayaan diri dan keberanian. Tegakkan kepalamu dan tegarkan bahumu. Tetaplah percaya pada dirimu sendiri, dan mulailah dengan semangat baru. Kau akan menyadari bahwa kau sedang membuat sejarah tentang dirimu di dunia ini. Jangan pernah meragukan bahwa dirimu berharga, dan selalu ketahui tanpa ragu bahwa kau benar-benar istimewa.(Grand’s)


baca selengkapnya..

Friday, March 24, 2006

Sebuah Renungan


Assalamu‘alikum Warohmatullahi Wabarokatuh.

Wahai saudara-saudaraku yang sangat luar biasa, diriku kini tersiksa oleh rindu, rindu saat-saat kita bertemu, meronta-ronta dengan penuh harap kita kan bertemu kembali, walau pun hanya sesaat.

Saudara-saudaraku, sebelum kita merenung, mari kita diam sejenak dan hadirkanlah orang-orang yang terdekat anda. Ibu Anda, bapak Anda, kakak Anda, saudara-saudara Anda, teman-teman Anda dan orang terdekat lainnya. Mulai hari Anda adalah manusia yang baru, yang mampu memenej kata-kata Anda, sikap Anda, fikiran Anda, perbuatan Anda. Semuanya adalah dalam kendali Anda menuju kesuksesan yang Anda impikan. Janganlah Anda loyo, semangatlah, optimis, yakin, jangan mengeluh, dan jangan pernah menyerah.

Sekarang, Hadirkanlah saat-saat terakhir Anda meninggalkan rumah Anda. Saat malam hari itu dimana nda melipat baju, pakaian Anda. Ketika Anda memasukkan pakaian Anda dan perlengkapan nda kedalam koper, di kamar lain ada seorang ayah yang sedang menghitung recehan-recehan uang untuk Anda. Dan seorang yang senantiasa memperlihatkan pengorbanannya. Seorang ibu mengambil semua uang yang disimpannya. Dan seorang ayah mengusap peluh yang sudah nsedemikian perih. Ketika Anda tertidur di malam itu, masuklah seorang Ibu yang mendekati Anda. Orang yang mencintai Anda, akan menitipkan Anda kepada Allah, dia akan menitipkan Anda kepada Allah. Dia menatap Anda denagan luar biasa, dengan tetesan air mata yang mengalir tak tertahankan. Dengan penuh kasih sayang mengecup kening Anda, dengan perasaan bahagia karena Anaknya kelak akan menjadi orang yang sukses. Dan sedih karena Anda akan meninggalkannya. Kemudian dia memakaikan selimut yang belum sempat Anda pakai tertidur pulas. Kemudian dia berdo’a

“Ya Allah, berikanlah aku kesempatan untuk menghadiri wisudanya pada suata hari nanti, Ya Allah”.

“Ya Allah, berikanlah aku kesempatan untuk melihat kesuksesannya pada suatu hari nanti Ya Allah”.

“Ya Allah, berikan aku kesempatan untuk melihat kebahagiaannya pada suatu hari nanti Ya Allah”

“Ya Allah, berikanlah aku kesempatan untuk menimang cucu-cucu dari dia Ya Allah, dialah yang akan memberatkan timbangan amal baikku di akhirat kelak Ya Allah, dialah yang akan mensholatkan jenazahku ketika Engkau panggil aku Ya Allah”.

Tahukah Anda ? Di sela-sela do’anya tersebut nama Anda, di sela-sela ngigaunya dan mimipinya tersebut nama Anda.

Tahukah Anda ? Orang sangat mencintai Anda bisa jadi hari ini dia duduk di bekas meja belajar Anda yang tersusun rapi. Dia menatap photo-photo Anda yang Anda tinggalkan terpampang di atas meja belajar Anda. Membuka almari Anda dan baju-baju anda yang belum sempat Anda bawa. Ketika dia makan makanan kesukaan anda, air mata dia berlinang mengkhawatirkan akan kesehatan Anda.

Tahukah Anda ? Orang yang sedemikian agung dan besar mencintai Anda, sering anda khianati dengan bermalas-malasan belajar. Sering Anda khianati dengan menunda-nunda pekerjaan yang seharusnya Anda lakukan.

Tahukah Anda ? Seorang laki-laki agung yang bernama “ayah”, kesana kemari menanggung malu karena ditagih hutang yang tak terbayarkan. Menempuh tertatih tatih mencari rizki untuk dikirimkan kepada Anda yang dia dapati dari kerjanya, bahkan dia rela untuk kerja lembur untuk mendapatkan uang tambahan sekolah Anda.

Tahukah Anda ? Betapa tidak menyesal jika Anda melakukan tidak optimal dan tidak maksimal.

Tidakkkah Anda tahu ? Mereka menunda hajinya demi memperlancar kuliah anaknya, mereka rela menjual sawah satu-satunya demi membayar uang kuliah anaknya.

Tidakkah Anda tahu ? Dalam dzikirnya tak henti-hentinya berdo’a untuk anaknya yang akan menghadapi ujian. Bisa jadi pada malam hari ini mereka tak bisa tidur, memikirkan Anda dengan penuh harapan akan kesuksesan Anda.

Dan sewaktu-waktu Ayah dan ibu Anda akan meninggalkan Anda !

Dialah seorang Ayah, ketika sakit pun dia tak mau mengabarkan sakitnya, karena takut tak bisa membayar uang kuliah anaknya. Betapa menyasalnya Anda disini dengan bermalas-malasan belum bisa melakukan hal yang luar biasa untukn mereka. Dan Allah akan menjemput mereka.

Tahukah Anda ? Bagaimana Anda tidak menyesal ? Anda belum bisa memberikan sesuatu apapun untuk mereka. Bangunlah mimipi Anda apa yang akan Anda persembahkan sebelum mereka meninggalkan Anda.

Mulai hari ini, saat ini, sebutlah namaa mereka dalam do’a dan sujud syukur Anda !

Tidakkah Anda ingin menyaksikan orang tua Anda untuk mendekat dan mencium hajar aswad sampai mereka puas ?

Tidakkah Anda ingin memberikan seteguk air zam-zam langsung di tempat sumbernya ?

Tidakkah Anda ingin menaikkan orang tua Anda di atas onta dan Anda tuntun keliling Mekkah ?

Tidakkah Anda ingin mengumpulkan batu-batu untuk melempar jumroh bagi mereka dan menuntun ibu yang sudah tua tertatih-tatih dan menggendongnya lari dari shofa ke Marwah ?

Apalagi yang Akan Anda persembahkan pada mereka ?

Jangan pernah menyesal dengan pilihan Anda di mana Anda berada !

Yakinlah, jangan pernah mengeluh dan jangan pernah menyerah !

Tidakkah Anda sempat memikirkan adik-adik Anda di rumah yang belum bisa kuliah karena uang habis diperas oleh Anda ?

Tidakkah Anda ingin menjadikan adik-adik Anda orang besar bisa kuliah sebagaimana Anda kuliah ?

Hadirkan mimpi Anda dengan menjinjing tas dan membawa hawa kesuksesan ! Walaupun mungkin pada saatnya Anda pulang nanti, orang tua Anda yang akan menyambut Anda sudah tiada. Hanya saudara-saudara Anda yang menyambut dengan penuh senyum tawa dan tangisan bahagia akan kesuksesan Anda.

Andalah harapan Ayah Ibu Anda, harapan saudara-saudara Anda, harapan tetangga-tetangga rumah Anda, harapan bangsa yang selalu menunaikan perintah-perintah agama, rajin melaksanakan sholat jamaah lima waktu, sholat tahajjud, sholat dhuha dan lain sebagainya.

Kesuksesan Anda adalah kebahagiaan semua orang terdekat Anda, Ibu Anda, ayah Anda, saudara-saudara Anda, kebahagiaan keluarga besar Pondok Pesantren Wali Songo tercinta, dan semua orang. Karena mereka mempunyai harapan besar terhadap Anda. Jangan pernah mengeluh, jangan pernah Anda menyerah, Yakinlah bahwa Anda bisa. Jadikanlah Anda orang yang besar dan luar biasa.

Wahai Ibu, Insya Allah akan kuberikan mukena yang indah untuk sholat.

Wahai Ayah, aku adalah anak yang terbaik yang kau miliki, yang akan selalu mendo’akan ayah dan Ibu setiap uasai sholat, dan yang akan menggantikanmu di saat engkau tiada untuk membimbing adik-adikku.

Wahai dikau Pondokku, aku adalah santri yang selalu berpegang teguh pada ajaran-ajaran yang pernah engkau ajarkan nilai-nilai agama islam. Aku akan selalu ingat akan jasa-jasamu. Jika kelak aku sukses, aku tak akan pernah lupa akan memberikan yang terbaik untuk pondokku.

Keyakinan, antusias, Optimis, jangan mengeluh, jangan menyerah. Hari ini adalah hari ini, yang lalu biarlah berlalu. Optimalkan apa yang ada, yakinlah ! Apapun yang terjadi, andalah pemain dan orang lain adalah penonton. Anda adalah bintang, Anda adalah pemenang bukan pecundang.

Kemenangan akan diberikan hanya kepada orang-orang yang berfikir menang, bermimpilah Anda akan meraih mimpi itu. Orang yang sukses adalah orang yang lebih banyak gagalnya sampai ia mendapatkan kesuksesan tersebut.

Ketahui siapa diri Anda ? Dimana Anda ?Akan kemana Anda ?

Bersiaplah untuk menjadi orang sukses, sukses di dunia dan sukses di akhirat kelak. Amin……….

Selamat berjuang kawan ! Allaaaaaahu Akbarrrr !!!
Wassalamu Alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Empower your self with knowledge While you are young.
Plan your work and work your plan .
Thank’s too much !

(Grandis)


baca selengkapnya..


Selamat datang Ngabarian 39, Blog ini dibuat untuk lebih mempererat kembali silatrahim sesama kita. silahkan teman-teman berbagi suka maupun duka di sini, atau inging mengisi tulisan silahkan kirim ke email alumni39@yahoo.co.id.

Segenap pelajar pondok pesantren wali songo nama tercinta putra-putri maju menuntut ilmu didalam islam bersatu

Sebagi bekal dalam perjuangan munenuaikan perintah tuhan bertaqwa berilmu serta beramal ikhlas fisabilillahi

Marilah pelajar semuanya bergerak maju bersama mancapai cita-cita mulia Islam nan jaya